Fenomena Budaya di Depok
Disini saya akan bercerita tentang
bagaimana fenomena budaya di daerah tempat tinggal saya yaitu di Depok. Siapa
sih yang gak tau Depok? Sebagian besar orang pasti tau daerah Depok. Karena
Depok berbatasan dengan ibukota negara kita yaitu Jakarta. Bukan hanya itu
saja, Depok juga dikenal banyak orang karena di Depok-lah adanya Masjid Kubah
Emas, dan di Depok juga-lah tempat berdirinya Universitas yang paling dikenal
di seluruh negeri ini yaitu Universitas Indonesia. Ya begitulah menurut
pengamatan saya sendiri selama ini jika menanyakan orang-orang tentang Depok.
Oke cukup intronya kita back to topic, Gimana
sih Fenomena Budaya di Daerah Depok itu sendiri? Nah bagi kalian yang
penasaran, dan kepengen tau. Saya akan menceritakannya disini
Di zaman modern ini dengan teknologi
yang semakin canggih, yang membantu memudahkan segala pekerjaan manusia. Hampir
semua bisa dilakukan dengan instan,cepat dan mudah. Masuknya budaya barat ke
dalam negeri dengan mudahnya. Hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menyaring
budaya barat tersebut lalu disesuaikan dengan budaya kita sendiri. Tidak jarang
orang-orang yang terjebak dan akhirnya salah pergaulan.
Hal itu dapat dikembalikan kepada diri kita
masing-masing. Bagaimana menyikapi globalisasi itu sendiri. Faktor keluarga,
sekolah dan lingkungan, berperan besar dalam membangun mental serta iman dalam
diri manusia. Saya selaku orang Depok asli (Lahir di Depok, tinggal di Depok)
masih bingung dan tidak tahu. Sebenernya di Depok itu sukunya apa sih? Betawi
atau Sunda?. Sampai detik ini juga saya belum mendapatkan jawaban atas
pertanyaan tersebut.
Sama halnya dengan di Jakarta, sebagian orang
Depok adalah orang perantauan. Dari desa ke kota dengan tujuan mencari
pekerjaan dsb. Dari hasil pengamatan saya pribadi selama tinggal di Depok, saya
mendapati warga di daerah tempat tinggal saya sebagian besar masih melestarikan
budaya dari daerahnya.Contohnya, saya sering kali melihat warga di daerah saya
yang melaksanakan pesta pernikahan masih mengenakan pakaian adat dari
daerahnya. Entah itu daerah asal dari mempelai laki-laki maupun perempuan.
Bukan hanya itu saja, mereka juga masih melaksanakan ritual-ritual unik dari
daerah asal mereka. Pertunjukan Gatot Kaca, Ondel-ondel dan lenong pun juga
ikut memeriahkan pesta pernikahan.
Karena rasa penasaran akan hal itu saya
melakukan wawancara dengan Ibu saya. (For your Information : Ibu saya pemilik
usaha Wedding Organizer and Catering Service). Awalnya saya ingin mewawancarai
calon pengantin yang memakai pakaian adat dan melakukan ritual-ritual adat.
Tetapi acara pernikahannya baru digelar hari minggu 2 oktober mendatang. Jadi
saya memutuskan untuk mewawancarai ibu saya selaku pemilik usaha tersebut.
Alasannya karena pasti ibu saya mengerti apa alasan mereka yang menggelar acara
pernikahan dengan memakai pakaian adat daerah mereka.
Saya menayakan kepada ibu saya tentang alasan
mereka yang masih memilih mengenakan pakaian adat daripada pakaian pengantin
modern seperti jas dan gaun. Ketika mama saya iseng bertanya kepada customer
yang akan menggelar pesta pernikahannya menggunakan pakaian adat serta
melaksanakan ritual sebelum dan sesudah pernikahan. Jawaban mereka adalah “Alasannya
karena kami ingin melestarikan budaya dari daerah asal kami, kami juga senang
melakukan ritual-ritual tersebut karena sangat unik dan menyenangkan. Tidak ada
salahnya juga untuk melestarikan tradisi yang ada”.
Jadi
kesimpulannya adalah, di Depok khususnya daerah lingkungan tempat tinggal saya
masih ada orang-orang yang berusaha melestarikan budaya dan tradisi dari daerah
asal mereka. Itu berarti orang-orang tersebut masih mencitai budaya mereka.
Sekian dan
terimakasih
Mohon kritik
dan sarannya :)
Komentar
Posting Komentar